Wabup Widia Panen Raya 70 Hektar Padi, Panennya Masih Tradisonal

oleh -15 Dilihat
oleh
Wabup Widia Panen Raya 70 Hektar Padi, Panennya Masih Tradisonal

Jarai, lahatsatu.id – Wakil Bupati (Wabup) Lahat, Widia Ningsih SH MH didampingi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), melakukan panen raya padi dipusatkan di Desa Jemaring, Kecamatan Jarai.

Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Lahat, Pukatul Hadi SP Msi didampingi Kabid TPH, Ahmad Firdaus SP MMA mengatakan, kegiatan ini merupakan panen raya padi bersama dengan Presiden RI, H Prabowo Subianto yang dipusatkan di Jawa Barat.

“Ataran areal persawahan yang ada di kawasan Pemalasak, Kecamatan Jarai seluas lebih kurang 70 hektar, jenis padi varietas lokal ciherang,” sebutnya, Senin 7 April 2025.

Nah, uniknya di sini ketika panen dan pengillingannya masih menggunakan cara tradisional. Lain halnya jika di daerah Merapi dan Kikim Area telah modernisasi.

“Kepada Kepala Desa (Kades) dan juga Camat agar kiranya mendukung penuh program kerja Bupati Lahat, H Bursah Zarnubi SE dan Wakil Bupati (Wabup), Widia Ningsih SH MH mengenai swasembada dan ketahanan pangan,” harap dirinya.

Sementara itu, Bupati Lahat, H Bursah Zarnubi SE melalui Wabup, Widia Ningsih SH MH menyampaikan, kegiatan panen raya dilaksanakan serentak di 14 provinsi se Indonesia. Merupakan representatif dari program pusat.

“Alhamdulillah, program yang diluncurkan pusat sama dengan slogan kami yakni Menatan Kota Membangun Desa, dengan mencanangkan swasembada pangan di Kabupaten Lahat,” imbau dia.

Sebenarnya, sambung dirinya, di Bumi Seganti Setungguan ini sangat berpotensi sekali, hamparan sawah terdata hingga 40 ribu hektar, hanya saja baru tergarap 22 ribu sawah.

“Tentu saja, semuanya itu belum optimal dikarenakan saluran irigasi dan palak siring yang rusak ataupun tertimbun tanah longsor,” papar Widia Ningsih.

Demi mewujudkan swasembada pangan tersebut, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat secara bertahap, akan membangun kembali irigasi yang rusak tersebut.

“Dengan luasan tersebut di Pemalasak ini jangan sampai dialih fungsi, sebelum program pemerintah pusat terealiasi sebagai penunjang dan sumber utama dari makan bergizi gratis (MBG),” papar dia.

Nah, kesemuanya itu harus ditopang dengan jumlah beras, ketersediaan ikan serta sayuran yang banyak.

Apabila berjalan sesuai rencana maka yang selama ini panen padi cuma dua kali, maka dengan irigasi yang baik dapat dilakukan tiga kali dalam setahun.

“Proaktif dari kades dan camat untuk jemput bola apabila ditemukan saluran irigasi rusak, segera disampaikan kepada instansi terkait, untuk bangunan primer dan sekunder berada Dinas PUPR sedangkan tersier kepada Dinas TPHP,” beber dirinya.(*)