Tahun Lalu Kualitas Udara Lumbung Batubara Lahat Ini Baik, Sekarang Bagaimana?

oleh -285 Dilihat
oleh
Ilustrasi debu batubara

LAHATSATU.ID, Merapi – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat mencatat, tahun 2022 lalu, kualitas udara di Merapi Area, meliputi Kecamatan Merapi Timur dan Barat, diangka 86,80. Angka itu diklaim masih dalam kategori baik.

Lantas saat ini bagaimana kondisi kualitas udara di wilayah lumbung batubara Kabupaten itu? Apalagi sudah masuk musim kemarau, debu batubara makin tebal.

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kabupaten Lahat, Rosivel T Herwin mengatakan, hasil penilaian indeks kualitas udara tahun 2023 belum keluar.

Meski diakui DLH kondisi debu yang kian tebal. Namun, sejak awal kualitas udara telah dipantau petugas DLH. Hanya saja, hasilnya masih menunggu laboratorium.

Dalam melakukan pemantauan kualitas udara, DLH Lahat menggunakan passive sampler udara ambien. Metode pengambilan data selama 14 hari, dengan alat penangkap debu setinggi dua meter.

Pemasangan alat tersebut berada di 4 titik, meliputi di Kantor Camat Merapi Timur, Desa Tanjung Jambu, Kecamatan Merapi Timur, pos galian C Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur dan PLTU Banjarsari.

DLH Lahat mengakui, wilayah Merapi Area paling terdampar dari polusi udara dari aktivitas batubara ini. Apalagi sejak beberapa pekan terakhir, curah hujan sangat minum.

Meningkatnya debu batubara ini sangat dirasakan warga di Merapi Area. Tingginya volume kendaraan batubara, minimnya curah hujan, makin membuat polusi udara menjadi.

“Siang sampai malam hari sangat terasa debu berterbangan dimana-mana. Mobil angkutan batubara memperparahnya,” ujar Wijaya, warga yang beraktivitas di wilayah Merapi Timur. (mg01)