LAHATSATU.ID, MUSI RAWAS – Tahapan pembangunan tol Muara Enim-Lubuklinggau, masih menghadapi masalah. Bahkan, pembangunan tol yang dijadwalkan dimulai tahun 2024 itu, terancam molor. Masalah yang dihadapi pada tahapan pembebasan lahan. Kementerian PUPR menunda pembebasan lahan karena terkendala dana.
Sekretaris Desa Pemkab Musim Rawas, Aidil Rusman mengatakan, Kementerian PUPR sudah bersurat ke Pemkab Musi Rawas, atas tertundanya pembebasan lahan itu. Rusman pun mengimbau, masyarakat Musi Rawas yang lahannya terimbas pembangunan jalan tol, tidak bermain harga. Apalagi proses pembebasan lahan sudah berlangsung sejak tahun 2021.
“Dengan adanya surat tersebut (Kementerian PUPR), kami mengimbau masyarakat yang memiliki lahan di jalur tol, mohon berikan dukungan. Harga yang telah disepakati dari survei pelaksana, saya rasa seperti itulah,” katanya.
Sedangkan di wilayah Kota Lubuklinggau, pemilik lahan yang dilintasi tol Muara Enim-Lubuklinggau dan tol Lubuklinggau-Bengkulu sudah didata Pemkot Lubuklinggau. Pemkot Lubuklinggau tengah mempersiapkan akses jalan menuju exit tol, yang rencananya di Kelurahan Binjai, Kecamatan Lubuklinggau Selatan 1.
Adapun daerah yang rencananya dilalui ruas jalan tol diantaranya Kelurahan Air Kati, Jukung, Lubuk Binjai dan beberapa lahan di Kelurahan Mesat Seni. Rencana awal tol akan melintasi wilayah Lubuklinggau 12,3 km ditambah exit tol sepanjang 3,5 km atau dengan total 16 km. Sedangkan lahan yang perlu dibebaskan seluas 123, 21 hektar. Ruas tol itu akan melintasi wilayah Kecamatan Lubuklinggau Selatan I dan Kecamatan Lubuklinggau Timur II.
“Yang utama kita sudah jauh-jauh hari mendata warga yang lahannya akan dibebaskan saat pembangunan jalan tol dimulai. Tinggal tim pusat melakukan pembebasan lahan,” kata Wali Kota Lubuklinggau H SN Prana Putra Sohe.
Sementara itu, pengendara yang melintasi tol Muara Enim-Lubuklinggau nantinya bisa merasakan nikmatnya Pindang Musi Rawas. Jika tol ini beroperasi, hanya butuh waktu 14 menit atau 8,2 km untuk sampai ke komplek Perkantoran Agropolitan Center, Mura Beliti, Kabupaten Musi Rawas.
Di ibukota Kabupaten Musi Rawas ini, terdapat icon megah Jamur Raksasa di tengah alun-alun.Konsep Jamur Raksasa yang sangat luar biasa itu berdiri tegak menyerupai “Gardens by the Bay” yang ada di negara Singapura. Jadi jika ingin merasakan suasana seperti di Sigapura, tidak perlu ke luar negeri.
Bila melalui exit tol Desa Kebur, Kecamatan TPK, untuk sampai ke lokasi jamur raksasa itu butuh waktu 30 menit atau 26 km.Tambah jauh lagi apabila pengendara keluar dari Exit Tol di Kelurahan Binjai Kecamatan Lubuklinggau Selatan 1 Kota Lubuklinggau. Setidaknya butuh waktu 45 menit dengan jarak 30 km dari exit tol Binjai ke lokasi jamur raksasa.
Adapun desa yang dilewati jalan tol di Kabupaten Musi Rawas, yakni Desa Mekar Jaya dan Desa Kembang Tanjung di Kecamatan BTS Ulu.Kemudian Desa Kebur dan Desa Muara Kati di Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK). Serta Desa Durian Remuk Kecamatan Muara Beliti.
“Rencana pintu tol di Desa Kebur, namun Pemkab Musi Rawas mengusulkan tambahan pintu tol di Durian Remuk,” kata Rasman.
Disisi lain, penyelesaian pembangunan ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terus dikerjakan. Tercatat hingga Juli 2023 setidaknya sudah 6 ruas jalan tol bagian dari JTTS selesai dikerjakan. Bahkan ruas jalan tol sepanjang 396 KM yang telah selesai dikerjakan tersebut sudah mulai beroperasi.
Sementara itu 7 ruas jalan tol bagian dari JTTS hingga saat ini masih dalam tahap konstruksi dengan panjang keseluruhan 361 KM. Sisa dari rencana pembangunan ruas tol yang belum selesai tersebut hingga saat ini terus dikebut Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Dikutip dari beberapa sumber, ruas jalan tol dalam tahap pengerjaan sepanjang 361 KM tersebut, Tol Indrapura-Kisaran sepanjang 48 km dengan progres 85,5% dan target rampung pada 2023. Kemudian Tol Simpang Indralaya-Prabumulih sepanjang 64 km ditargetkan siap operasi dalam waktu dekat.
Lalu Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi sepanjang 143 km dengan progres 84,26 % ditargetkan rampung akhir 2023. Selanjutnya Tol Pekanbaru-Padang, terdapat dua seksi yakni Seksi Bangkinang-Koto Kampar 24 km dengan progres 74,8% dan Seksi Padang-Sicincin 37 km dengan progres 32,6%.Tol Sigli-Banda Aceh sepanjang 74 km yang menyisakan dua seksi sepanjang 38 km masih konstruksi, yakni ruas Blang Bintang-Baitussalam dan Sigli-Seuliemum dengan progres 81%.Lalu Tol Binjai-Pangkalan Brandan dengan progres 79,9%, setelah seksi Binjai-Stabat telah beroperasi sepanjang 12 KM.
Dikutip dari laman Kementerian PUPR, secara keseluruhan JTTS sepanjang 2.749 KM dibagi menjadi 24 ruas tol. Rinciannya koridor pendukung sepanjang 860 KM dan Backbone (koridor utama) sepanjang 1.889 KM. Kementerian PUPR menyebut, kehadiran jalan tol akan menurunkan biaya logistik serta memangkas waktu tempuh distribusi barang dan jasa antar wilayah.
Selain itu dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, khususnya kawasan yang berada di sekitar on/off ramp jalan tol. Salah satu ruas JTTS yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo dan telah beroperasi adalah Tol Bengkulu-Taba Penanjung sepanjang 16,7 km yang dibangun senilai Rp 4,8 triliun. Jalan tol ini merupakan bagian dari sirip utama atau koridor pendukung pada ruas Bengkulu ke Lubuklinggau sepanjang 95,8 km. (*)