Patut Jadi Contoh! ASN Lahat Sulap Limbah Batok Kelapa Jadi Cuan

oleh -25 Dilihat
oleh
Alfatah dilokasi usaha arang batok kelapa miliknya. Foto Istimewa

Lahat, lahatsatu.id – Alfatah Dwi Putra, warga Kota Lahat, mampu menyulap limbah batok kelapa menjadi cuan. Rupanya jika diolah dengan benar, limbah batok kelapa tersebut bisa menjadi produk expor yang bernilai, yakni menjadi briket arang.

Pria yang akrab disapa Tata ini mengatakan, usahanya tersebut bermula, karena melihat belum adanya pemanfaatan limbah batok kelapa di Kabupaten Lahat. Padahal batok kelapa tersebut bisa dijadikan produk arang batok, yang kualitasnya lebih bagus dari arang kayu.

“Kalau untuk usaha sate atau usaha kuliner yang menggunakan arang, lebih bagus menggunakan arang batok. Selain abu dan asapnya tidak banyak, panasnya merata karena hanya menjadi bara tidak menjadi api,” kata Alfatah, disela tengah membakar batok kelapa di tempat usahanya di Kelurahan Saribungamas, Kota Lahat, Selasa (7/1/2025).

Meski bahan baku utama tersedia di Kota Lahat, rupanya jika untuk dijadikan sekala usaha masih belum mencukupi. Karena itu, pria yang juga merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Lahat ini juga sampai mendatangkan batok kelapa dari daerah luar, seperti dari Kota Lubuk Linggau dan daerah sekitar Lahat lainnya.

“Untuk bahan baku (batok kelapa), di Kota Lahat hanya bisa ready 25 karung perhari. Karena itu kita juga datangkan dari Kota Lubuk Linggau, sebanyak 700 karung perbulan. Diluar itu, kita tetap menerima jika ada yang ingin jual batok kelapa atau kelapa ke kita,” ujarnya.

Ditanya untuk prosesnya, Tata menerangkan, prosesnya cukup mudah, batok kelapa dibakar di dalam tong dengan durasi 8-10 jam. Untuk satu tong, maksimal empat karung batok kelapa. Setelah pembakaran, batok kelapa yang sudah menjadi arang didinginkan, lalu disortir, dipilih hanya batok kelapa yang sudah menjadi arang.

“Tingkat kesulitan hanya di pengelolaan, harus tahan begadang. Pembakaran saat ini terpaksa malam hari, karena asap pembakaran dominan ke atas. Jika membakar siang hari, asapnya lebih banyak,” terangnya.

Meski hanya berupa usaha arang batok, usaha yang dijalankan oleh Tata ini rupanya sudah ikut membantu peluang kerja tujuh warga sekitar. Baik dari yang terlibat dalam proses pembakaran, pencarian batok kelapa, pengemasan, hingga pengantaran produk arang batok ke pengepul untuk dijadikan briket arang.

“Untuk 1 drum batok kelapa sebanyak 120 kilogram, bisa jadi 36 kilogram arang batok. Saat ini dengan 20 tong pembakaran dan bahan baku yang ada, baru mampu menghasilkan 2 ton arang batok per minggu,” bebernya.

Meski terlihat sederhana, usaha arang batok kelapa yang dilakoni oleh Tata ini, sudah berikan kontribusi terhadap ekonomi lokal. Jika sebelumnya batok kelapa hanya jadi limbah, saat ini sudah bernilai jual. Ditambah lagi permintaan arang batok kelapa kian meningkat, seiring banyaknya pedagang makanan seperti sate, bakso bakar dan lainnya yang lebih memilih arang batok sebagai bahan bakar utama.

“Rencana kedepan, kita akan buka pabrik arang batok di Lahat. Bahan baku sudah tersedia, kita datangkan dari sejumlah wilayah. Dengan begitu, selain nantinya bisa berikan kontribusi lebih ke perekonomian lokal, kita juga bisa membuka lapangan kerja lebih besar bagi warga Lahat,” sampai Tata.(*)